Menurut penelitian para ahli, kompleks ini berdiri antara abad ke-8 dan ke-9 sehingga banyak yang menganggap sebagai candi tertua se Pulau Jawa. Tidak jelas terkait kapan dan alasan apa pembangunan kompleks candi ini karena tidak adanya bukti tertulis seperti prasasti. Namun para ahli mempercayai kompleks candi tersebut berdiri atas perintah raja-raja dari Wangsa Sanjaya.
Berdasarkan arsitekturnya, bangunan tersebut menganut gaya Jawa Tengah bagian utara dan memiliki kemiripan arsitektur dengan beberapa candi lain seperti Candi Gedong Songo di Kabupaten Semarang, Candi Badut di Jawa Timur, serta Candi Cangkuang dan Bojongmende di Jawa Barat. Kemiripan ini menandakan bahwa bangunan-bangunan tersebut berdiri pada masa-masa yang sama.
Baca Juga : Misteri Sejarah Candi Dieng
Arsitekturnya yang menganut gaya Jawa Tengah bagian utara memiliki karakteristik ukuran yang lebih kecil, sederhana, dan ornamen dinding yang relatif kurang jika dibandingkan dengan Candi Kalasan atau Candi Prambanan. Kelompok candi di Jawa Tengah bagian utara memiliki arsitektur yang tidak beraturan dengan variasi gaya masing-masing daerah. Hal ini jauh berbeda dengan candi yang ada di Jawa Tengah bagian selatan yang berdiri megah lengkap dengan perwara seragam.
Pada tahun 1814 ketika tentara Inggris sedang berlibur, berhasil menemukan candi pertama kali yang saat itu masih terendam air telaga. Pada tahun 1956 Van Kingsbergen memimpin upaya pengeringan telaga untuk mengangkat serpihan candi yang sudah berserakan. Upaya pembersihan berlanjut pada masa pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1964, lanjut dengan pencatatan dan pengambilan gambar oleh Van Kingsbergen.
© 2024 Dieng Exposure